4/05/2010

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Manusia hidup di dalam suatu lingkungan yang beraneka ragam antara komponen satu dengan komponen lainnya. Didalam lingkungan dan manusia itu sendiri terjalin hubungan yang komplek satu dengan lain yang membentuk sumber daya berupa sistem makanan dan pernapasan, hubungan timbal balik tersebut senantiasa mengarah kepada bentuk keseimbangan yang disebut keseimbangan ekosistem. Keseimbangan ekosistem harus terjaga, apabila didalam lingkungan manusia terjadi sesuatu yang mengancam eksistensi manusia yang disebabkan oleh perbuatan manusia itu sendiri, maka terjadilah apa yang dinamakan pencemaran lingkungan hidup. Salah satu pencemaran lingkungan hidup adalah banjir, dimana banjir timbul sebagai akibat aktivitas dan perilaku manusia secara langsung dan tidak langsung antara lain dikarenakan pembuangan sampah ke sungai atau karena penebangan hutan yang tidak terkontrol atau pemanfaatan tata ruang yang salah.
DKI Jakarta merupakan salah satu kota yang sedang menghadapi permasalahan banjir yang harus segera ditangani, mengingat Kota Jakarta merupakan salah satu kota terbesar dan sangat besar peranannya dalam menerima dan mendistribusikan barang-barang industri, peralatan teknik, hasil-hasil pertanian, hasil hutan, sembako dan sebagainya, terutama bagi wilayah Indonesia timur. Dengan peranan Kota Jakarta yang sedemikian penting, gangguan genangan banjir yang melanda Kota Jakarta pada setiap musim hujan sangatlah berdampak luas terhadap kelancaran roda perekonomian, kesehatan dan kenyamanan hidup masyarakat Kota Jakarta dan sekitarnya.
Perkembangan teknologi informasi sudah berkembang pesat pada saat ini. Hampir di semua perusahaan dan instansi-instansi telah menggunakan perangkat komputer dengan sistem informasi yang sangat memadai. Peranan sistem informasi sangat berpengaruh terhadap perkembangan, efisiensi dan efektifitas suatu instansi, dimana sistem informasi dapat memberikan dukungan bagi instansi agar memiliki keunggulan yang kompetitif. Sistem informasi tidak hanya bermanfaat bagi instansi yang bersangkutan tetapi juga bagi masyarakat dikarenakan dinas Bina Marga kota Jakarta merupakan alat pemerintah untuk melayani masyarakat.
Saat ini dalam dinas Bina Marga dan kota Jakarta telah terkomputerisasi tetapi sebatas pencatatan dan administrasi tidak menyentuh pada penerapan sistem teknologi yang tepat untuk penanganan banjir, sehingga dalam penanganan banjir tidak dapat mengatasi pokok permasalahan yang dihadapi pada suatu daerah yang terkena banjir, Maka penerapan sistem yang sangat dibutuhkan untuk dinas Bina Marga dan Kota Jakarta saat ini adalah “Sistem Pendukung Keputusan Penanganan Banjir Pada Dinas Bina Marga dan Kota Jakarta”.

1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari penjelasan latar belakang diatas, dapat disimpulkan bahwa Dinas Bina Marga dan kota Jakarta membutuhkan penerapan sistem untuk penanganan daerah banjir sesuai dengan kriteria-kriteria dan alternatif yang telah ditetapkan.

1.3 BATASAN MASALAH
Batasan masalah yang akan penulis buat untuk analisa sistem ini adalah :
a. Sistem menghasilkan perangkingan pada daerah yang akan ditanggulangi.
b. Sistem yang akan dibuat berhubungan dengan proses pemilihan alternatif berdasarkan kriteria - kriteria yang telah ditetapkan.
c. Proses perangkingan dan survey dilakukan satu kali selama selang waktu 1 tahun pada satu daerah banjir.

1.4 TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah :
a. Membuat sistem pendukung keputusan penanganan banjir yang mampu memberikan alternatif terbaik untuk bahan pertimbangan dalam menentukan keputusan penanganan daerah banjir.
b. Mengetahui faktor penyebab banjir di suatu daerah banjir, sebagai bahan evaluasi bagi Dinas Bina Marga dan dalam pelaksanaan penanganan banjir di kota Jakarta.

1.5 MANFAAT
Manfaat dari sistem ini nantinya adalah:
a. Membantu kepala dinas dalam menentukan alternatif terbaik untuk penanganan daerah banjir.
b. Sebagai bahan evaluasi untuk Dinas Bina Marga dan kota Jakarta untuk mengatasi segala hambatan dalam penanganan banjir di kota Jakarta.

1.6 METODOLOGI PENELITIAN
Library research yaitu metode pengumpulan data dan perancangan serta implementasi sistem dengan mencari dan membaca buku-buku materi yang berhubungan dengan penelitian ini. Metodologi yang digunakan untuk membangun perangkat lunak Sistem Informasi yaitu dengan metodologi SDLC (Software Development Life Cycle) adalah metode atau cara-cara atau teknik yang digunakan untuk menganalisa dan merancang sistem dimana sistem tersebut telah dikembangkan dengan baik melalui penggunaan siklus penggunaan penganalisis dan pemakai secara spesifik. Ada 7 fase / siklus dalam metodologi SDLC (Software Development Life Cycle) yaitu :
1. Definisi
Definisi artinya mengidentifikasi masalah, peluang dan tujuan. Proses yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan wawancara pada pihak Dinas Bina Marga sebagai pihak yang akan menggunakan sistem ini. Dengan hasil wawancara dan pengumpulan data ini dapat diketahui masalah apa yang ada di Dinas Bina Marga.
2. Determine
Determine adalah memasukkan syarat-syarat informasi yang diperoleh dari pihak yang akan menggunakan sistem ini, dalam hal ini adalah pihak Dinas Bina Marga. Proses yang dilakukan pada tahap ini adalah memeriksa data mentah (hasil wawancara, pengumpulan data-data), menentukan sample yang akan digunakan sehingga dengan demikian dapat diketahui apa saja yang menjadi kebutuhan pemakai sistem yang ingin ditampilkan pada sistem.
3. Analisa
Analisa artinya menganalisa segala sesuatu yang dibutuhkan oleh sistem sesuai dengan kebutuhan pengguna / pemakai sistem, dalam hal ini pihak Dinas Bina Marga. Proses pada tahap ini adalah menentukan apa saja yang dibutuhkan oleh sistem yaitu dengan membuat diagram aliran data / data flow diagram (DFD) sehingga dapat mempermudah mengetahui proses aliran data.
4. Desain
Desain sistem merupakan langkah awal untuk menerapkan dan membahas permasalahan yang dihadapi sistem yang dibuat. Proses yang dilakukan pada tahap ini adalah merancang ER Diagram, Database dan membuat algoritma (Flowchart) dari program yang akan dibuat.
5. Coding (Develop)
Coding (Develop) merupakan transformasi hasil desain kedalam bahasa pemprograman yang telah ditentukan. Proses yang dilakukan pada tahap ini adalah membuat program aplikasi.
6. Testing
Testing merupakan uji coba pada program yang telah dibuat, apakah sesuai dengan hasil yang diharapkan. Dengan mengadakan testing pada software yang dibuat dapat mengurangi kesalahan atau error.

7. Implementasi
Pada tahap implementasi ini program yang telah selesai dibuat akan coba diterapkan langsung oleh pemakai dalam hal ini pihak Dinas Bina Marga. Dengan demikian dapat di evaluasi hasil dari program yang telah dibuat.

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam penyusunan Penulisan Ilmiah ini, Sistematika penulisan dalam penulisan di susun dalam 7 (tujuh) bab, dan tiap-tiap bab terdiri dari sub-sub bab. Untuk memberi gambaran yang lebih jelas, maka penulis akan menguraikan secara singkat mengenai materi dari bab-bab dalam penulisan Penulisan Ilmiah ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang pembuatan program ini, permasalah yang timbul, tujuan yang diharapkan pada penulisan, Metodologi yang digunakan, dan sistematika pembahasan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini dibahas mengenai teori-teori yang melandasi pembuatan atau perancangan program mulai struktur program yang menggunakan Java serta menggunakan database PostgreSQL.

BAB III ANALISA SISTEM
Pada bab ini dijelaskan tentang analisa sistem yang akan dibuat diantaranya deskripsi sistem, kebutuhan data, kebutuhan proses, dan aliran data.desain system,implementasi program,

BAB IV PENUTUP
Pada bab akhir ini berisikan kesimpulan seluruh pembahasan karya tulis serta saran yang bermanfaat untuk sistem Sistem Pendukung Keputusan di Dinas Bina Marga dan Kota Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar